Minggu, 20 November 2016

Maaf dan Penyesalan

Malam kini telah larut, atau mungkin bisa disebut pagi. Tidak banyak hal yang terjadi hari ini, berkutat dengan survei dan persiapan untuk kegiatan praktikum. Dan sebelumnya salah seorang sahabatku telah menggenapkan salah satu kewajiban seorang muslim/muslimah pada hari ini, yaitu menikah. Selamat ya Riassalma Riskatiwi dan Mas Riza Rohman As'ad, semoga menjadi Keluarga yang sakinah, mawadah, wa rahmah, serta dikaruniai putra/putri yang sholeh/sholehah. Doakan bisa menyusul seperti kalian.

Malam ini tampaknya seperti malam biasanya, namun berubah ketika membaca permberitahuan di whatsapp. Sebenarnya malam ini aku ingin bercerita mengenai salah satu kisah yang membahagiakan di hidupku, namun tulisan tersebut untuk sementara ini aku simpan terlebih dahulu, karena ada suatu hal yang harus diselesaikan (dituliskan). Aku mengakui bahwa aku bukanlah pribadi yang baik, banyak kekurangan yang aku miliki, hingga akhirnya tersadar dengan segala hal yang dulu pernah aku lakukan. Sekejap aku teringat sebuah pepatah yang menyatakan bahwa "Apa yang kamu tanam, kelak kamu akan memanennya", atau dengan kata lain apa yang telah kamu lakukan terhadap orang lain, suatu saat akan kembali kepada kamu. 

Penyesalan memang datang belakangan, itulah kenapa banyak orang yang berpesan  untuk selalu berhati-hati dalam bertingkah laku, berhati-hati dalam bertutur kata, dan selalu berfikir sebelum melakukan suatu tindakan. Jujur, aku tidak bermaksud untuk menyakiti seseorang, namun karena kecerobohanku dimasa lalu dan responku yang sangat lambat, telah membuat luka di hati yang tertahan dalam waktu yang lama dan begitu dalam hingga akhirnya memuncakpada malam ini. Terima kasih sudah jujur dan terbuka. Ini akan menjadi pembelajaran yang berharga bagiku. sekali lagi, penyesalan itu datang lagi dan telah membuat luka. permintaan maaf saja tidak akan cukup, maka dari itu aku akan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan semoga bisa memperbaiki apa yang telah terjadi.

Di akhir ceritaku pagi ini, ada sebuah kutipan yang sangat mencerminkan diriku saat ini dan kutipan ini aku peroleh dari @gemerlapsenja, yang menyatakan bahwa: 
"Rindu itu...seperti gemercik hujan, tidak bisa dihitung jumlahnya namun jelas keberadaannya" 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar