Minggu, 23 September 2012

Padang Pengembalaan Banteng, Sadengan (Taman Nasional Alas Purwo) #Part 1

KI 2012 Special Edition
Kunjungan Taman Nasional Alas Purwo

Kunjungan Ilmiah (KI 2012) ini berlangsung dari tanggal 7 September sampai 11 September dengan  mengunjungi empat kota, yaitu pertama di Solo (PT Roda Jati), di Madiun (KPH Madiun), Jember (KPH Jember) dan yang terakhir di Banyuwangi (Taman Nasional Alas Purwo). Lokasi terakhir yang kami kunjungi adalah Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Selama disana kami tinggal di penginapan Trianggulasi, yang lokasinya berada didekat pantai Trianggulasi. Jarak pantai dengan penginapan sendiri sekitar 50 meter. Nah ,terlihat sekali bagaimana suasana dipenginapannya kan?? yup benar sekali,,,    di sana terasa  seperti kita lepas dari segala rutinitas sehari-hari, merasa seperti menyatu dengan alam. Di penginapan, kami  tidak sendirian. Kami ditemani Monyet (Macaca fascicularis) yang bergerak bebas disekitar penginapan. Tujuan di TNAP adalah untuk melihat padang pengembalaan banteng (Bos javanicus d’Alton) dan melihat penangkaran penyu . 
Di pagi hari nya sekitar pukul 07.00 WIB, kami semua bergegas menuju ke padang pengembalaan banteng di sadengan yang letaknya tidak begitu jauh dari penginapan. Sesampainya disana kami disambut oleh Mbah Sampun, beliau penjaga di Sadengan. Beliau merupakan seorang lelono (orang yang mengembara dan bertapa dari gua ke gua) selama 25 tahun. Mbah Sampun tidak segan-segan berbagi pengalamannya kepada kami, beliau bercerita bagaimana kesehariannya disana (Sadengan).
Di Sadengan Mbah Sampun menjaga sekaligus mengamati bagaimana pergerakan Banteng yang ada disana. Menurut data yang beliau cacat disana ada sekitar 118 ekor banteng. Padang pengembalaan Sadengan merupakan kawasan lindung sekaligus sebagai kawasan konservasi , sehingga disana yang dimanfaatkan adalah ekowisatanya. Nah, kata Mbak Sampuh banyak turis juga yang datang ke sini, diantaranya turis dari Prancis, Australia, Swedia dan banyak lagi, dan yang paling keren adalah ditempat ini pernah didatangi oleh "Jejak petualang" yag notabene adalah salah satu acara di televisi swasta Indonesia. Saat itu Jejak petualang bersama host cantiknya (red--> Riani Djangkaru) mengamati tentang pergerakan banteng dan bagaimana pola hidupnya. Setelah dirasa cukup diskusinya dengan Mbah Sampun, terlebih lagi matahari sudah mulai tampak, maka kamipun segera berpamitan dengan Mbah Sampun untuk pulang. 

Sekilas tentang banteng !!!
Banteng (Bos javanicus d’Alton) merupakan satwaliar herbivora yang bersifat pemakan rumput (grazer) daripada pemakan semak (browser). Menurut IUCN (2002) banteng sedang mengalami penurunan populasi dengan status konservasi terancam punah, selain itu banteng merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-undang, oleh karena itu keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Satwa ini aktif sepanjang siang hari yaitu mulai pagi hingga petang hari dengan kemampuan adaptasi yang cepat terhadap lingkungan dan memiliki daya tarik tersendiri karena hidupnya yang bebas dan stuktur tubuh yang indah, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi sasaran para pemburu untuk mendapatkan daging, kulit, dan bagian-bagian lainnya yang dapat dimanfaatkan, sehingga ruang gerak satwa ini menjadi sangat sempit. Di Indonesia saat ini penyebaran banteng hanya terbatas pada kawasan konservasi diantaranya Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Taman Nasional Baluran (TNB), Cagar Alam Leuweung Sancang dan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). 

Ini beberapa foto mengenai kunjungan ilmiah bersama teman-teman fakultas kehutanan UGM di Padang pengembalaan banteng sadengan, TNAP
dari kiri kekanan: Arif Si.to, Saya sendiri (Ikhwan), Mbah Sampun, Yoga, Joni dan yang duduk Arif Wijayanto


   Tempat pengamatan banteng (Bos javanicus d’Alton) , di Sadengan

   Ngobrol bareng Mbah Sampun 
                              


Tidak ada komentar:

Posting Komentar