KI 2012 Special Edition
Kunjungan Taman Nasional Alas Purwo
Kunjungan
Ilmiah (KI 2012) ini berlangsung dari tanggal 7 September sampai 11 September
dengan mengunjungi empat kota, yaitu pertama di Solo (PT Roda Jati), di
Madiun (KPH Madiun), Jember (KPH Jember) dan yang terakhir di Banyuwangi (Taman
Nasional Alas Purwo). Lokasi terakhir yang kami kunjungi adalah Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Selama disana kami
tinggal di penginapan Trianggulasi, yang lokasinya berada didekat pantai
Trianggulasi. Jarak pantai dengan penginapan sendiri sekitar 50 meter. Nah
,terlihat sekali bagaimana suasana dipenginapannya kan?? yup benar sekali,,,
di sana terasa seperti kita lepas dari segala rutinitas
sehari-hari, merasa seperti menyatu dengan alam. Di penginapan, kami
tidak sendirian. Kami ditemani Monyet (Macaca fascicularis) yang bergerak bebas disekitar
penginapan. Tujuan di TNAP adalah untuk melihat padang pengembalaan banteng
(Bos javanicus d’Alton) dan melihat penangkaran penyu .
Di pagi
hari nya sekitar pukul 07.00 WIB, kami semua bergegas menuju ke padang
pengembalaan banteng di sadengan yang letaknya tidak begitu jauh dari
penginapan. Sesampainya disana kami disambut oleh Mbah Sampun, beliau penjaga
di Sadengan. Beliau merupakan seorang lelono (orang yang mengembara dan bertapa
dari gua ke gua) selama 25 tahun. Mbah Sampun tidak segan-segan berbagi
pengalamannya kepada kami, beliau bercerita bagaimana kesehariannya disana
(Sadengan).
Di
Sadengan Mbah Sampun menjaga sekaligus mengamati bagaimana pergerakan Banteng
yang ada disana. Menurut data yang beliau cacat disana ada sekitar 118 ekor
banteng. Padang pengembalaan Sadengan merupakan kawasan lindung sekaligus
sebagai kawasan konservasi , sehingga disana yang dimanfaatkan adalah
ekowisatanya. Nah, kata Mbak Sampuh banyak turis juga yang datang ke sini,
diantaranya turis dari Prancis, Australia, Swedia dan banyak lagi, dan yang
paling keren adalah ditempat ini pernah didatangi oleh "Jejak
petualang" yag notabene adalah salah satu acara di televisi swasta Indonesia. Saat itu Jejak petualang bersama host cantiknya (red--> Riani
Djangkaru) mengamati tentang pergerakan banteng dan bagaimana pola hidupnya. Setelah dirasa cukup diskusinya dengan Mbah Sampun, terlebih lagi matahari sudah mulai tampak, maka kamipun segera berpamitan dengan Mbah Sampun untuk pulang.
Sekilas tentang banteng !!!
Banteng (Bos javanicus
d’Alton) merupakan satwaliar herbivora yang bersifat pemakan rumput
(grazer) daripada pemakan semak (browser). Menurut IUCN (2002) banteng sedang
mengalami penurunan populasi dengan status konservasi terancam punah, selain
itu banteng merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-undang, oleh karena itu
keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Satwa ini aktif sepanjang siang
hari yaitu mulai pagi hingga petang hari dengan kemampuan adaptasi yang cepat
terhadap lingkungan dan memiliki daya tarik tersendiri karena hidupnya yang
bebas dan stuktur tubuh yang indah, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi
dan menjadi sasaran para pemburu untuk mendapatkan daging, kulit, dan
bagian-bagian lainnya yang dapat dimanfaatkan, sehingga ruang gerak satwa ini
menjadi sangat sempit. Di Indonesia saat ini penyebaran banteng hanya terbatas
pada kawasan konservasi diantaranya Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Taman
Nasional Baluran (TNB), Cagar Alam Leuweung Sancang dan Taman Nasional Alas
Purwo (TNAP).
Ini beberapa foto mengenai kunjungan ilmiah bersama teman-teman fakultas kehutanan UGM di Padang pengembalaan banteng sadengan, TNAP
dari kiri kekanan: Arif Si.to, Saya sendiri (Ikhwan), Mbah Sampun, Yoga, Joni dan yang duduk Arif Wijayanto
Tempat pengamatan banteng (Bos javanicus d’Alton) , di Sadengan
Ngobrol bareng Mbah Sampun