Rabu, 18 Januari 2017

Jogja dan Cerita Ku : Akhirnya Sarapan Bersama Setelah Sekian Lama...

Waktu menunjukkan pukul 03.33 WIB. Aku terbangun ketika alarm HP berbunyi, dan kebetulan HP ku juga berdering tanda ada telepon masuk. Sembari melawan kantuk, aku mencoba membuka mata perlahan sekedar untuk mencoba menjawab panggilan yang masuk, dan ternyata Ibuk yang nelpon. Setengah sadar, aku menjawab,

"Haloo, Assalamualaikum Bu", 
"Waalaikum salam le, tole Ikhwan, ayo gek bangun dulu
"nggih bu, niki Ikhwan sampun melek kok Bu, maturnuwun nggih Bu"
"Yo wis le, jo turu meneh hlo, gek wudhu ndang le
"Nggih bu", jawabku kemudian mengakhiri pembicaraan. 


Belum genap nyawa terkumpul akhirnya aku mencari bantalku sekedar ingin "meluruskan boyok" (itu alibiku untuk mencoba tidur kembali sih, haha, jangan ditiru ya). Sempat terlelap sebentar, namun untungnya aku bisa bangun setelah kembali mendengar alarm ku berbunyi pada pukul 03.48 WIB. memang aku selalu mengatur alarm berbunyi setiap 3, 5, dan 10 menit sekali (mohon maklum ya kenapa aku setting alarmku banyak, soalnya akunya rada susah bangun, haha). Meski alarmku sering berbunyi bukan berarti aku selalu bangun ya, lebih tepatnya anak-anak kos yang terbangun karena mendengar alarmku, haha. Ngomong-ngomong, sekedar ngasih bocoran nih, bangun pagi (lebih tepatnya bangun di sepertiga malam) merupakan salah satu resolusi di tahun ini. Mohon doanya ya biar tetep bisa istiqomah, hehe aku doakan resolusi kalian juga dapat diwujudkan, amiiin. 
Kembali ke bagian aku bangun tidur tadi, haha. Jadi setelah kembali terbangun, kemudian aku segera bergegas mengambil air wudhu, dan melakukan ritual, sampai menunggu shubuh tiba. setelah shalat shubuh, kemudian hp ku berbunyi ternyata ada whatsapp dari Mas Angga (salah satu personil Parkonar), yang intinya mengajak anak-anak kosan untuk sarapan bareng, tanpa menunggu lama langsung aku iyakan. Karena jujur sudah lamaaa sekali kami (cc: Aku, Mas Angga, Dwik, dan Satrio) tidak sarapan bareng lagi, terakhir sarapan bareng ituuu???? hmmm sampai aku sendiri lupa karena sudah saking lamaaanya, hehe.
Untuk membangunkan Dwik dan Satrio, kalo aku sendiri yang membangunkan mereka jujur aku cukup kesulitan, karena kalau mereka mendengar suaraku pasti mengiranya "ini anak masih pagi juga, udah berisik aja" atau gk "suara siapa itu,... owh..ikhwan yak...hmm ya udah lanjut tidur lagi dah", haha. Maklum dikos aku kadang memang suka jail, iseng dan gangguin Satrio dan Dwik, dan mereka menjulukiku Musafir, karena kebiasaanku nongkrong di kamar mereka entah hanya sekedar numpang youtube-an, numpang tempat makan, ataupun nonton tv, seperti musafir yang senantiasa bepergian, haha. Karena susah membangunkan mereka, akhirnya aku meminta bantuan Mas Angga untuk bangunin mereka. singkat cerita mereka kemudian bangun, shalat shubuh, dan kami mendiskusikan mau sarapan apa pagi ini. setelah berdiskusi, akhirnya kami memutuskan sarapan Gudeg Mbah Lindu yang ada di Jl. Sosrowijayan, di daerah Malioboro. Tanpa berlama-lama, kami segera bergegas berangkat dan waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 WIB. Meski mentari sudah mulai nampak, tapi rasanya jogja pagi ini dingin sekali (maklum, orang biasanya kalo bangun pagi, shalat terus tarik selimut lagi, hehehe). 
Tak berselang lama kemudian kami sampai di lokasi, karena jarak kos dengan tempat Mbah Lindu jualan tidak terlalu jauh dan terlebih lagi jalanan masih belum ramai, sehingga kami cepat sampai. Owh iya Gudeg Mbah Lindu ini terkenal hlo di Jogja, karena dengan usia yang bisa dikatakan sudah tidak muda lagi (kalo gk salah 97 tahun), Mbah Lindu terlihat masih cekatan menyajikan Gudeg yang ia jual. Gak cuma di dunia nyata hlo terkenalnya, tapi sampai di dunia maya juga, haha di ig (red: instagram, cari aja di explore dengan kata kunci #gudegmbahlindu) ratusan postingan akan muncul, hehe. Selain itu juga pernah masuk tv juga hlo, kereeennn kan, ehehe. 
Setelah selesai sarapan, kami sempatkan untuk maen sebentar di Malioboro, sekedar untuk menikmati suasana pagi di Malioboro dan berburu foto sebelum kembali ke kos, hehe. Maklum Malioboro sekarang telah berias diri menjadi lebih cantik dan tertata, dan kami sengaja singgah sejenak untuk menikmatinya. Nah bagi kalian yang belum (ataupun yang sudah pernah) ke Malioboro sempetin mampir (lagi) ya, karena sekarang tambah keren hlo, hehe. Memang tidak salah pepatah menyatakan "Kalo belum ke Malioboro, berarti kamu belum ke Jogja", ataupun slogan kota Jogja itu sendiri "Jogja berhati nyaman", karena bagiku, Jogja disetiap sisinya, selalu ada cerita yang memberikan kenangan indah tak terlupakan dan pikirku mungkin benar kalau Jogja tercipta saat Gerimis, karena romantisme jogja tidak pernah habis. Terima kasih ya Parkonar, sudah menyempatkan untuk dolan bareng, dengan segudang kesibukan masing-masing. Sahabat itu bukan hanya selalu maen bareng, apalagi jaim bareng, tapi yang jelas, sahabat itu mereka yang selalu ngedan bareng, hahaha.  



Selasa, 17 Januari 2017 
Jogja dan Ceritaku: Gudeg Mbah Lindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar