Senin, 12 Mei 2014

Susah Senang Hidup Berorganisasi


Salam hangat dan tetap semangat !!! 
Ternyata sudah lama juga jemariku ini tidak menulis meski hanya sekedar mengisi blog. Rutinitas dan padatnya praktikum serta kambuhnya penyakit "males" ku untuk menulis menjadi alasan kenapa lama aku tidak menulis lagi untuk mengisi blog ini. Dalam postingan ini, adalah sebuah catatan lama, yang aku tulis pada Senin, 6 Januari 2014. Semoga bisa bermanfaat buat yang membaca, dan bisa menjadi pelecut semangat (ku) untuk terus menulis.

"Senjata yang paling hebat bukanlah pedang, senjata api ataupun peralatan tempur yang canggih, tetapi senjata terhebat itu adalah sebuah tulisan, yang senantiasa bisa menjadi pengingat kita terhadap masa lalu, dan pelecut semangat kita untuk menghadapi masa depan" 
(Ikhwan, 12 Mei 2014)



Dimulai dari SMP kegiatan berorganisasi sudah mulai digalakkan yaitu melalui kegiatan OSIS atau Pramuka. Saat berada di jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu perguruan tinggi, pilihan dalam berorganisasi semakin luas. Tidak lagi berbatas hanya dalam lingkup Jurusan atau fakultas saja, tetapi bisa juga dalam lingkup universitas, maupun kegiatan berorganisasi diluar kampus.
Didalam berorganisasi juga tidak terbatas. Maksudnya adalah tiap individu boleh mengikuti lebih dari satu organisasi, namun harus tetap bisa fokus dengan organisasi yang diikutinya. Dengan aktif di setiap organisasi yang diikuti, akan menjadi jembatan pertama dalam melatih kemampuan kita dalam bersosialisasi dengan orang, mengapa tidak ??? didalam organisasi, kita tidak hanya sendirian, banyak orang yang terlibat didalam organisasi, selain itu banyak bagian-bagian penting yang tumbuh dan berkembang secara bersamaan, untuk bahu membahu dalam organisasi tersebut, sebut saja adanya departemen PSDM,  Riset dan Pengembangan, Jaringan dan Kerjasama, dan banyak departemen yang lainnya, yang tujuannya sama yaitu berusaha membantu setiap orang yang tergabung didalamnya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Tahap awal dengan bergabung dalam organisasi dapat kita lewati melalui jalur oprec (open recruitment). Dengan berbagai potensi maupun visi dan misi yang  kita miliki, biasanya kita sampaikan dalam sesi oprec tersebut untuk bisa bergabung dalam suatu organisasi. Ketika sudah bergabung, terus apa yang harus dilakukan ? Apa setelah diterima, semangat saat oprec  terus berkobar sampai akhir kepengurusan ? ataukah akan menyerah, ketika ditengah perjalanan ada hal yang tidak disukai dan tidak sepaham ?.
Pertanyaan tersebut, mungkin ketika ditanya pada awal kepengurusan suatu organisasi maka akan dijawab dengan lantang, tegas, tuntas, dan terlihat jelas apa saja yang akan dilakukan ketika hal-hal yang tidak diinginkan seperti diatas terjadi. Namun percayalah, “jawaban terbaik adalah ketika sang waktu yang menjawab pertanyaan tersebut”. Itu bukan bualan semata, namun sudah menjadi semacam realita dikalangan kehidupan berorganisasi.
Organisasi itu bukan hanya kepandaian yang dibutuhkan, bukan pula kemampuan individual seseorang yang dianggap handal di suatu bidang tertentu. Namun, didalam organisasi lebih ditekankan pada kemampuan manajemen sumberdaya manusia yang ada (team work), kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan sekitar, itu adalah hal yang penting yang perlu dipahami dalam berorganisasi. Selain itu, baru kemudian kemampuan seseorang dalam berorganisasi terlihat ketika dalam organisasi tertentu sedang mengadakan event ataupun sedang dilanda krisis yang butuh pemikiran, rasional dan jiwa kepemimpinan dari setiap orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Bukan bermaksud mengarahkan kepada satu sudut pandang saja, namun itulah kenyataan yang terjadi, dinamika berorganisasi memang sangat menarik untuk terus diikuti.
Dalam berorganisasi tidak dapat ditebak bagimana ending yang akan terjadi, namun kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya, dan hasilnya baik atau buruk, itu tergantung pada kita bagaimana menjalankan planning yang sudah dipersiapkan.
Ada yang bilang kalau sudah bergabung dalam organisasi kita akan lebih mencurahkan pikiran, tenaga maupun waktu dalam organisasi yang kita ikuti, dan akhirnya kewajiban kita yang lain seperti belajar mejadi sering terbengkalai. Ada juga yang bilang, ketika kita sudah bergabung dalam organisasi kita menjadi lebih terlihat sibuk sendiri dan waktu untuk orang-orang yang ada disekitar kita (teman, sahabat, ataupun pacar) menjadi berkurang. Menyikapi pertanyaan tersebut, aku mencoba memberikan gambaran bahwa dalam berorganisasi itu manfaat yang akan diperoleh jauh lebih banyak dibanding mudharatnya seperti yang disampaikan dalam dua pendapat diatas.
Manfaat dalam berorganisasi bisa kamu dapatkan secara langsung pada waktu itu juga, namun juga dapat menjadi bekal kamu mengarungi masa depan yang belum kamu ketahui. Bekal pengalaman, bekal softskill, dan banyak manfaat yang kamu peroleh setelah ikut berorganisasi untuk bisa kamu gunakan sebagai bekal dimasa depan. Teman baru hingga bonus “pacar” juga adalah salah satu manfaat yang bisa kamu dapatkan dalam kehidupan berorganisasi.
Hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana kita memantapkan diri dalam “Manajemen waktu” kita. Manajemen waktu bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan, namun bukan pula hal yang mustahil untuk diatasi, kuncinya sendiri menurutku ada lima yaitu niat, kemauan keras, motivasi, usaha serta doa.
Ketika kita sudah bisa me manage  waktu kita, insyaAllah kewajiban yang harus kita lakukan dan dahulukan seperti menuntut ilmu ataupun kepeduliaan sosial kita terhadap lingkungan sekitar tidak akan terbengkalai. Indikator dari keberhasilan kita untuk memanajemen waktu yaitu ketika terjadi keseimbangan antara kewajiban dan hak yang akan dilakukan.
Untuk bisa mengatur waktu, tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, namun setidaknya kita mencoba untuk belajar melakukannya.


“Niat adalah langkah awal yang harus dimantapkan untuk memulai segala sesuatu hal. Ketika didalam hati sudah memantapkan diri dengan niat, insyaAllah akan dimudahkan dalam langkah selanjutnya” (Ikhwan, 06 Januari 2014) *Catatanku #1