Rabu,
4 September 2013 ketika pagi menjelang, kami segera beranjak dari kamar kos masing-masing.
Saat itu jam menunjukkan pukul 08.30 WIB, dan aku baru bangun . Saat
bangun pun terasa sangat bersemangat, karena malam sebelumnya aku dan
teman-teman kos ku sudah mempunyai sebuah rencana lliburan untuk hari ini,
yaitu susur goa ke Goa Pindul. Tidak ingin bernasib malang seperti
planning-planning sebelumnya yang selalu gagal terlaksana, maka pagi itu Satrio
langsung bergegas mengumpul kan massa, siapa saja yang akan ikut dalam trip
ini. Singkat cerita, akhirnya terkumpullah 7 orang yang akan mengikuti trip ini
yaitu Satrio , Dwik, Jawek, Rulfie, Angga, Mas Dika dan Aku.
Siang
harinya, pukul 12.15 WIB seusai shalat dzuhur, kami langsung bersiap-siap berangkat
menuju Goa Pindul yang berada di desa Bejiharjo, Gunung Kidul. Usul punya usul,
ternyata dari kita semua yang ikut trip ini,belum pernah ada yang pergi kesana.Tapi, itu bukanlah halangan serius yang menghalangi niat kami untuk kesana. Saat
diperjalanan,ketika itu kami sudah sampai di Playen, dan hendak bertanya kepada
orang yang sedang duduk dipinggir jalan. Dan ternyata orang itu adalah tour
guide wisata gunung kidul, dan bersedia mengantarkan kami sampai ke lokasi
tujuan, tanpa membayar sepeserpun. Ternyata memang sudah ada bentuk kerjasama
antara obyek wisata disana, dengan para
warga untuk jadi “tour guide” bagi wisatawan yang belum tahu pasti lokasi Goa
Pindul itu berada. Tanpa berlama-lama, orang tadi langsung segera melaju dengan
motornya, dan kami segera mengikutinya dari belakang.
Perjalanan
yang kami tempuh menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam dan kami sampai disana pukul 13.50 WIB . Tanpa menunggu berlama-lama, langsung
saja kami menuju ke sekretariatan untuk mendapatkan sedikit penjelasan mengenai
obyek wisata apa saja yang ada dari pengelola disana. Setelah berdiskusi,
akhirnya kami memilih 2 lokasi dari 3 yang ditawarkan, yaitu Susur Goa Sriti
dan Sungai Oya, sedangkan tujuan utama yang sudah kami rencanakan sebelumnya
yaitu Goa Pindul, dengan terpaksa kami tunda dulu untuk trip selanjutnya. Segera
kami mengumpulkan uang untuk dibayarkan ke loket untuk masuk ke obyek wisata yang sudah kami pilih.
Selesai
membeli tiket masuk, kami segera mengisi tenaga terlebih dahulu. Yap, warung
padang di depan kesekretariatan adalah tujuannya, setelah itu kami langsung
segera menuju destinasi pertama yaitu Goa Sriti yang kemudian dilanjutkan ke
sungai Oya. Owh iya hampir lupa, di trip yang kami lakukan ini, ditemani oleh
seorang pemandu yang sudah disediakan dari pengelola obyek wisata tersebut.
Sebelum memulai susur goa, kami harus menggunakan peralatan seperti pelampung,
sepatu dan helm yang sudah di sediakan untuk keselamatan kami saat kegiatan susur menyusur dimulai.
Di
Goa Sriti kami diajak melihat keindahan dari goa tersebut, pemandu kami yang
bernama mas Kantono menjelaskan tentang goa Sriti. Goa Sriti Panjangnya sekitar
200 meter. Banyak terdapat batuan goa yang menyerupai bentuk hewan, ada yang
berbentuk kepala badak, ada batuan yang berbentuk orang yang sedang bertapa,
dan ada juga mitos batu kejantanan, hahaha emang aneh-aneh tapi itulah sisi
menarik dari goa Sriti. Di goa ini juga masih terdapat stalaktit yang masih
hidup, dan kami hanya diperbolehkan memegang bagian samping saja, tidak boleh
memegang ujungnya, karena kata mas Kantono kalau dipegang ujungnya dapat
mempengaruhi pertumbuhan dari stalaktit tadi. Di Goa ini, kata mas Kantono airnya memang tidak begitu dalam, yang paling dalam hanya sekitar 2 meter itu pun
hanya di satu tempat saja.
Goa
Sriti selesai kami susuri sekitar 30 menit, kemudian kami bergegas menuju
Sungai Oya. Untuk sampai kesana, kami diantar menggunakan mobil bak terbuka dan
juga ban yang sudah disediakan untuk kami menyusuri sungai Oya. Sekitar 15
menit perjalanan, akhirnya kami sampai juga di Sungai Oya, segera kami turun dari mobil,
dan membawa ban yang sudah disediakan. Di Sungai Oya, mas Kantono menjelaskan
bahwa kedalaman sungai Oya sampai 7-8 meter. Disini kami diajak menyusuri
sungai Oya sepanjang 1 km. Disini kami tidak hanya menggunakan ban saja, kita
juga bisa berenang, dan juga melompat dari tempat yang biasa digunakan para
pengunjung, seperti dari jembatan yang tingginya sekitar 4 meter, dan yang
tertinggi 7,5 meter. Kamipun tidak mau menyia-nyiakan untuk mencoba itu
semuanya, mulai dari yang 4 meter sampai yang 7,5 meter kami semua mencoba,
kecuali satu orang, yaitu Dwik, karena memang dia belum berani untuk ikut
lompat saat itu.
Sensasi
yang benar-benar berkesan adalah yang 7,5 meter. Memang pada awalnya sangat
menakutkan, namun, karena melihat teman-teman yang lain seperti Satrio, Angga,
Jawe, mas Dika dan Rulfie yang berani melompat, mau tidak mau aku juga harus mencobanya.
Apalagi ada cewek yang bilang “ayo mas lompat, wah cupu nih, cupu-cupu”. Wah
karena sudah lama diatas, dan tingal sendirian, maka aku mau nggak mau harus memberanikan
diri untuk melompat meskipun sangat takut saat itu. Dan tiba-tiba Burrrrrrrr…. Akhirnya
aku terjun juga, haha perasaan lega, bahagia dan juga sedikit sakit, karena
saat terjun tangan ku membuka, sehingga telapak tangan terasa panas karena
terkena terjun tadi.
Setelah
terjun kami kembali melanjutkan perjalanan untuk menyusuri sungai Oya kembali. Saat
menyusuri sungai Oya kami disuguhi pemandangan yang luar biasa indahnya. Batuan
yang berjejer disepanjang tepian sungai dengan aneka bentuknya , warga yang sedang berlalu lalang dikebun dan
sawah dan juga banyak anak-anak yang sedang “mandi di kali” , benar-benar
suasana yang membuat hati tenang dan perasaan menjadi tentram.
Tidak
terasa, trek sepanjang 1 km selesai kami susuri, dan kemudian bergegas naik ke
tepi sungai, karena disana kami di jemput oleh mobil yang mengantarkan kami kembali
menuju ke sekretariatan tadi. Pukul 17.00 WIB kami segera bersih-bersih diri,
dan sekaligus berpamitan kepada pihak pengelola sana untuk kembali lagi ke kos kami.
Berikut
ada beberapa kenangan saat susur goa Sriti dan sungai Oya kemarin.
|
persiapan perjalanan menuju goa Sriti |
|
didepan pintu masuk goa Sriti |
|
dari kiri ke kanan : Satrio, mas Dika, Jawek, Dwik, Aku, Angga, dan Rulfie |
|
sebelah kiri atas : itu ada stalaktit yang masih hidup (batuan bagian atas yang terlihat basah) |
|
kiri ke kanan : Satrio, Aku, Rulfie, dan Mas Dika |
|
Batu yang dipegang--> Batu Kejantanan |
|
bagian goa Sriti yang paling dalam (sekitar 2 meter) |
|
bagian goa Sriti yang paling dalam (sekitar 2 meter) |
|
@goa Sriti |
|
batuan yang menyerupai kepala badak kalau dilihat dari sebelah samping |
|
@goa Sriti |
|
Menuju akhir dari goa Sriti |
|
Foto di pintu keluar goa Sriti |
|
Foto di pintu keluar goa Sriti |
|
persiapan menuju sungai Oya |
|
sponsor kita -->JKT 48 |
|
Posisi start menyusuri sungai Oya |
|
Gk Sengaja dapat Ikan |
|
Narsis di tepi sungai Oya |
|
Bosan pakai Ban, kita pun berenang @sungai Oya |
|
Rulfie Melompat dari jembatan setinggi 4 meter sungai Oya |
|
Satrio Aji Handoyo |
|
Angga Brilian Wibisono |
|
Aku saat mencoba melompat |
|
Jawek |
|
Mas Dika |
|
inilah lompatan tertinggi @sungai Oya sekitar 7,5 meter |
|
Terima kasih goa Sriti dan Sungai Oya, atas keindahan alam yang sudah diberikan |
Terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang sudah memberi kemudahan dalam
kunjungan di Goa Sriti dan Sungai Oya ini. Semoga dilain kesempatan bisa
berkunjung kembali ketempat ini.
Budget
:
Tiket
masuk Goa Sriti Rp 20.000,-
Tiket
masuk Sungai Oya Rp 35.000,-
Sewa
loker @ Rp 1.000,-
Parkir
motor @ Rp 2.000,-